cara budidaya ikan patin di karamba
Posted by abataforkids.com
Posted on 02.09
with No comments
Ikan patin
merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak
dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi
yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang
menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha
untuk membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan
tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai
panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, ikan ini tidak membutuhkan
perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“ tubuhnya. Pada perairan yang tidak
mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk
membesarkan ikan ini.
Budidaya
Pembesaran Ikan Patin di Keramba .
Keramba merupakan salah satu tempat
pemeliharaan ikan yang cukup populer. Pemanfaatan sungai, waduk, dan embung
untuk keramba berarti juga upaya lain untuk mengoptimalkan manfaat perairan
umum untuk budidaya ikan.
Bahan untuk
membuat keramba dapat berupa bambu bilah, kayu, atau kawat peternak ikan
umumnya menggunakan bambu sebagai kerangka pembuatan keramba dengan ukuran yang
bermacam-macam (bervariasi) banyak keuntungan yang di dapat jika ikan patin di
budidaya di keramba. pada pembesaran model ini
ikan patin dapat merasakan hidup seperti di habitat aslinya (alami)
meskipun tidak mutlak sama dengan demikian aktivitasnya tidak terlambat.
keuntungan lain pembesaran ikan patin di keramba adalah sebagai berikut :
Ikan patin yang di
besarkan di keramba akan terhindar dari gangguan hama maupun ganguan lainya
yang sering menimbulkan kerugian dalam kegiatan usaha.
Pengawasan
terhadap pertumbuhan ikan dan dan kesehatan ikan dapat dilakukan dengan mudah
sehingga setiap di temukan gejala yang tidak menguntungkan dapat segera di
tanggulangi.
Kebutuhan oksigen
dapat terpenuhi bagi ikan karena pergantian air terjadi setiap saat dengan
demikian laju pertumbuhan dan kesehatan ikan dapat mencapai optimal. Sisa makan
dan kotoran hasil dari aktivitas dapat segera hanyut terbawa aliran air
sehingga tidak menimbulkan penyakit dan kekhawatiran terhadap tingginya kadar
amoniak maupun zat racun lainya yang
akan menghambat lajupertumbuhan. pemanenan ikan dapat di lakukan dengan mudah
sehingga menghemat waktu dan tenaga.
Pemilihan Lokasi
Selain ditempatkan
di sungai, karamba juga dapat di tempatkan di danau atau waduk berdasarkan
letaknya di dalam perairan (sugai, waduk, dan danau) keramba menjadi tiga jenis
yaitu keramba yang di letakan di dasar perairan, keramba yang diletakan di bawah
permukaan air, dan keramba yang diletakan diatas permukaan air.
Keramba yang
mengambang di permukaan air terutama di gunakan di danau atau waduk yang berair
dalam perbedaan yang mencolok terletak pada posisi keramba terhadap permukaan
air yaitu sepertiga bagian atasnya berada di atas permukaan air sedangkan dua
pertiga lainya di dalam air.
Keramba jenis ini
juga di lengkapai dengan pemberat dari batu atau besi jumblah pemberat itu
harus di atur agar sepertiga bidang permukaan bagian atas dari keramba dapat
timbul di permukaan air bila pemberat terlalu berat maka keramba akan tertarik
kebawah hal ini tidak berpengaruh negatif namun sebaliknya bila pemberat itu
terlalu ringan maka bagian yang muncul ke permukaan semakin tinggi keadaan
seperti ini berbahaya bagi keselamatan ikan.
Agar keramba tidak
mudah hanyut terbawa arus maka pada setiap sudut keramba perlu di ikatkan
jangkar. lebih aman lagi bila keramba itu di ikatkan di pohon atau di buatkan
semacam tambatan.
Penebaran Benih
Ada peritmbangan
khusus mengenai ukuran, berat, dan jumlah benih ikan patin yang akan di tebarkan di keramba.
pertimbangan yang paling utama tergantung pada arus air tempat keramba di
letakan dan juga bahan keramba yang di gunakan.
Faktor arus air
akan menghambat gerakan ikan patin di dalam keramba sedangkan bahan keramba
perlu di tingkatkan agar benih tidak mudah lolos.
Oleh karena itu
beneih patin yang di tebarkan di keramba harus berukuran relatif besar supaya
kuat melawan arus dan tidak mudah meloloskan diri. Secara umum berat awal
individu yang akan di tebarkan di keramba lebih dari 50g.
Hingga kini belum
ada literatur yang menyebutkan angka pasti untuk kepadatan penebaran ikan patin
di keramba masih beradasarkan perkiraan.
Kepadatan
penebaran secara umum di keramba di tentukan oleh tingkat intensitas usaha.
apabila ikan dalam intensitas usaha. apabila ikan di usahakan dalam intensitas
penuh dengan lama pemeliharaan satu tahun maka kepadatan penebaran sekitar 5 Kg
/ M2 Total produksi setelah masa
pemeliharaan satu tahun di tarrgetkan mencapai 50-60 Kg / M2 hal
ini berlaku untuk semua jenis ikan.
Penetuan ukuran
benih yang di tebarkan tergantung pada lama waktu yang di rencanakan semakin
besar ukuran benih patin yang disebarkan maka waktu pemeliharaan semakin
singkat. perlu di ingat penebaran benih patin yang berukuran kecil kurang mampu
mempertahan kan hidupnya di aliran air yang deras.
Sebagai aturan
yang yang di anjurkan dan baik ukuran bibit yang di tebarkan dalam keramba
bagusnya memiliki ukuran yang sama (seragam) sehingga kemampuanya untuk mencari
makanan akan merata sama. dengan demikian pertumbuhan ikanpun akan cenderung
serentak besar.
Pemberian Pakan
dan Pakan Tambahan
Salah satu faktor
utama yang menetukan keberhasilan budidaya ikan patin dalam keramba adalah
pakan yang memadai kebutuhan nutrisi ikan patin selama masa budidaya
berlangsung pada pemeliharaan sistem keramba. secara alami makanan ikan dapat
di peroleh dari aliran air yang mengandung mikro organisme, kutu air lumut dan
ganggang. dengan demikian untuk memacu pertumbuhan patin tidak bisa hanya mengandalkan
pakan alami saja untuk itu ikan perlu di berikan pakan tambahan pelet.
Pelet untuk ikan
patin yang di pelihara di keramba adalah pelet yang mengandung protein 25-30%
rasuman pelet yang di berikan sebanyak 2-3 % dari total berat ikan perhari
setiap dua minggu atau paling lama ssetiap satu bulan bobot ikan patin di
timbang kembali untuk menyesuaikan jumlah pakanya.Agar lebih aman dan tidak
stress penimbangan di lakukan dengan cara pengambilan sampel ikan sebanyak 10 -
25 % saja hasil penimbangan ikan sampel merupakan tolak ukur untuk pemberian
pakan berat rata-rata setiap harinya.
Hasil kali berat
rata-rata dan jumlah individu ikan akan di peroleh berat total ikan di dalam
keramba. penebaran pakan di lakukan secara sedikit demi sedikit agar pakan tidak
banyak yang hanyut terrbuang.
jatah pakan di
berikan 3-4 kali dalam sehari, di mulai pagi, siang, sore dan malam hari. pada
malam hari pemberian pakan di bedakan sedikit lebih banyak dari yang lain.
Oleh karena itu kita sesuaikan dengan kemampuan kita dan jika bisa kita mungkin
akan menemukan cara yang berbeda sehingga kelemahan dan kendala yang kita
hadapi dapat kita minimalisir. Banyak - banyaklah belajar dan bertanya pada
pakar budidaya ikan patin di karamba
yang sudah berpengalaman sebelumnya. Tidak ada salahnya kita mengikuti
seminar. Karena bisnis pembasaran ikan patin ini tidak akan ada habisnya, masih
banyak peternak yang kesulitan memenuhi permintaan pasar ikan ikan patin yang membludak .
Semoga bermanfaat
budidaya pembesaran ikan patin di kolam irigasi
Posted by abataforkids.com
Posted on 02.05
with No comments
Pembesaran ikan
patin di kolam khusus untuk pembesaran, biasanya pembesaran patin ini di
lakukan setelah ikan tersebut di pelihara dahulu di kolam pendederan. Namun ada
pula orang yang lasung memeliharanya di kolam pembesaran tanpa harus melalui
kolam pendederan terlebih dahulu.
pemeliharaan di
kolam pedederan di lakukan untuk ikan patin yang berukuran masih BENIH. benih
patin di jual di pasaran ada yang masih kecil-kecil sehingga harus di dederkan
dahulu akan tetapi bila ukuran benih tersebut sudah berukuran sudah cukup besar
maka pendederan tidak di perlukan lagi artinya begitu di beli bibit PATIN
tersebut langsung di pelihara di kolam pembesaran.
Ikan patin tidak
selalu memilih jenis kolam tertentu. ikan ini dapat di pelihara dan tetap bisa
tumbuh dengan baik di berbagai jenis kolam. Jenis kolam yang bisa di gunakn
untuk pembesaran ikan patin TANAH/IRIGASI
Cara Mudah
Budidaya Ikan Patin Pada Kolam TANAH /IRIGASI
Sesuai dengan
namanya, kolam irigasi memperoleh air dari jaringan irigasi. penggunaan kolam
irigasi bagi pembesaran BENIH ikan patin sangat di anjurkan karena di dalam
kolam ini air tersedia sepanjang waktu dan jauh dari kekhawatiran kemungkinan
kekurangan air.
Dalam pembuatan
kolam irigasi penentuan luas kolam lebih leluasa sehingga kolam bisa di buat
menjadi lebih besar. Sebelum di putuskan untuk membangun kolam jenis tanah juga
harus di ketahui karena jenis tanaH ini akan berpengaruh langsung terhadap
tingkat kesuburan air kolam.
Jenis tanah yang
baik selain menjadi sumber hara juga menentukan sifat fisika dan kimia air
kolam. Selain itu tekstur tanah juga harus diperhatikan untuk tingkat rembesan.
Oleh karena itu kolam di buat pada tanah yang bertekstur liat karena sangat
kedap air ( mempunyai tingkat rembesan yang relatif kecil ).
Pemupukan Ikan
Patin
Pemupukan kolam
bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara
merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyakbanyaknya. Pupuk yang biasa
digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m2
Pemberian Pakan Ikan Patin
Pemberian makan
dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari
sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu
berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan dalam hampang.
Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang
diambil dari ikan yang dipelihara
(smpel).
ikan patin tidak
mempunyai sifat kanibal sehingga tidak diperlukan proses sortir atau pemilahan
menurut ukuran tubuhnya. Pola makan ikan patin juga relatif lebih rakus
dibandingkan ikan lele, sehingga memungkinkan bagi pembudidaya untuk memberikan
pakan alternatif yang lebih murah dibandingkan pelet.
Daya tahan tubuh ikan
patin terhadap perubahan kondisi air juga tergolong kuat. Hal ini menjadi
pertimbangan khusus bagi mereka yang akan memanfaatkan pakan alternatif berupa
limbah restoran dalam usaha budidayanya, karena sifat pakan alternatif adalah
cenderung merusak atau menurunkan kualitas air kolam. Beberapa pakan alternatif
bisa diberikan kepada ikan patin, antara lain: sisa sayuran pasar yang tidak
laku, limbah sisa rumah makan, dan oncom bs yang sudah tidak laku di pasaran.
Dengan demikian biaya produksi budidaya bisa lebih hemat dibandingkan kalau
memakai pakan full pelet. Namun, bukan
berarti tidak ada kelemahan pada cara budidaya PEMBESAran benih ikan patin ini, tetap ada kendala dan kesulitan yang
akan kita hadapi. Karena kondisi lingkungan yang berbeda belum tentu
keberhasilan yang kita dapat akan sama. Contohnya ketersediaan air alami dan
intensitas cahaya matahari yang menyinari kolam. Oleh karena itu kita sesuaikan
dengan kemampuan kita dan jika bisa kita mungkin akan menemukan cara yang
berbeda sehingga kelemahan dan kendala yang kita hadapi dapat kita minimalisir.
Semoga bermanfaat
tekknik pemijahan ikan patin
Posted by abataforkids.com
Posted on 02.02
with No comments
Ikan patin (
Pangasius Pangasius ) memiliki kebiasaan memijah sekali dalam setahun pemijahan
biasanya terjadi pada musim ujan ( bulan November - Maret ) musim pemijahan ini
juga di pengaruhi oleh iklim di suatu daerah sehingga masing-masing daerah memiliki
masa atau waktu yang berbeda-beda.
Pada ikan patin
bangkok (pngasius sutchi) hal ini terbukti cukup terpengaruh. di daerah yang
mempunyai curah hujan yang cukup seperti bogor, sukabumi, dan cianjur umumnya.
sehubungan dengan
perbedaan waktu pemijahan tersebut maka di perlukan kejelian dari seorang
petani mengenai pemijahan ikan patin ini.
PEMILIHAN INDUK
IKAN PATIN MATANG KELAMIN
ciri-ciri ikan
patin yang sudah matang gonad dan siap di pijahkan adalah sebagai berikut
1. Induk
Betina
·
Umur ikan Kurang lebih 3 tahun
·
Ukuran
2 kg - 3 kg
·
Perut
membesar ke arah anus
·
Perut
terasa empuk dan lembut bila di raba
·
Kloaka
membengkak dan berwarna merah tua
·
Kulit
pada bagian perut lembek dan tipis
·
Kalau
di sekitar kloaka di tekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya
bundar dan seragam.
2. Induk Jantan
·
Umur
ikan Kurang lebih 3 tahun
·
Ukuran
2 kg - 3 kg
·
Kulit
pada bagian perut lembek dan tipis
·
Bila
di urut akan keluar cairan sperma berwarna putih dan kelamin membengkak
berwarna merah tua.
Pemijahan
Pemijahan ikan
patin tidak bisa di lakukan secara alami ikan patin yang sudah di suntik itu di
lepaskan di kolam pembenihan untuk menuggu pasangan induk patin kawin dengan
sendirinya, Pemijahan dengan suntikan ini harus di bantu lagi dengan lamgkah
berikut yaitu pengurutan (stripping).
cara maupun
pengurutan harus sesuai dengan prosedur
yang sudah di tentukan. yaitu perut di urut pelan-pelan dari bagian
depan (dada) ke arah belakan dengan menggunakan jari tengah dan jempol. jika
sudah waktunya yaitu dekat dengan tanda-tanda ovulasi atau sekitar 8 - 12 jam
dari penyuntikan kedua, induk betina di tangkap dengan menggunakan kain hapa.
hal yang sama di lakukan juga untuk induk jatan. siapkan baremail yang bersih.
cara yang akan di
lakukan ini dinamakan dengan metode dry stripping atau metode kering. Perut
induk betina di urut pelan-pelan belakang dan telur yang keluar di tampung
dalam piring beremail tersebut. setelah itu perut induk jantan juga diurut agar
spermanya keluar.
kemudian telur dan sperma di aduk sampai rata dengan
menggunkan bulu ayam selama sekitar 0,5 menit selanjutnya kedalam campuran
telur dan sperma itu di tuangkan air bersih sedikit demi sedikit sambil terus
di aduk selama kurang lebih 2 menit.
kemudian air du buang dan di ganti dengan air
yang bersih baru atau di bilas. pembilasan di lakukan dua atau sampai tiga kali
hingga sisa sperma dan sebagian gelembung minyak pada telur berkurang.
Persiapan Bak
Penetasan
Untuk mencapai
tingkat keberhasilan yang tinggi maka penetasan telur ikan patin ini perlu di
persiapkan alat-alat dan berikut langkah-langkahnya :
·
Bak
pemijahan di cuci bersih dan di keringkan
·
Hapa
di pasang untuk menetaskan telur
·
Kolam
di isi dengan air bersih
Untuk menghindari
timbulnya jamur maka perlu di tambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur,
antara lain dengan Emolin dan Blitz-ich dengan dosis 0,05 cc/1 setelah itu
aerator di tempatkan pada bak penetasan agar keperluan oksigen untuk larva
dapat tercukupi.
pada daerah-daerah
yang suhu airnya relatif rendah di perlukan heater (pemanas) dengan tujuan
uuntuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
Penetasan
Telur di sebarkan
merata kedalam hapa yang telah di siapkan sebelumnya di dalam bak yang berisi
air bersih yang telah di lengkapi dengan aerator telur ikan ini di jaga agar
jangan sampai bertumpuk karena akan mengakinatkan telur menjadi busuk.
Untuk itu
telur-telur tersebut di sebarkan dengan menggunakan bulu ayam agar telur-telur
tidak pecah di bak penetasan telur yang di buahi akan berkembang sedikit demi
sedikit menjadi larva. telur patin yang di buahi akan menetas dalam jangka
waktu 28 jam.
SEMOGA BERMANFAAT
cara perawatan larva ikan patin di akuarium hingga benih
Posted by abataforkids.com
Posted on 01.58
with 2 comments
Larva ikan patin
yang baru menetas masih lemah. Organ tubuhnya baru terbentuk dan belum
sempurna. Inilah masa kritis bagi larva. Agar bisa hidup dengan baik, organ
tubuhnya bisa sempurna, dan masa kritis maka larva itu harus dipelihara.
Pemeliharaan larva dapat dilakukan pada akuarium yang sama. Tetapi biasanya
larva yang ditebar dalam akuarium terlalu padat. Karena sebagian larva harus
dikurangi, yaitu dengan memindahkan ke akuarium yang lain.
Pemeliharaan larva
patin biasanya dilakukan dalam ruangan tertutup (hatchery) wadah pemeliharaan
dapat berupa aquarium, fiber glass, bak semen atau bak kayu. Satu hal yang
harus diperhatikan adalah kepadatan dalam setiap akuarium. Jangan sampai
kepadatannya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kepadatan didasarkan pada
volume air dalam akuarium.
Bisa juga didasarkan pada volume satu liter.
Kepadatan yang optimal dalam pemeliharaan larva patin adalah 100 ekor setiap
liternya. Bagi pembudidaya lama, kepadatan dalam setiap akuarium dapat
ditetapkan dengan melihat langsung pada akuarium itu. Tetapi bagi yang baru
harus menghitung dulu. Padat tebar larva yang digunakan menjadi sangat
tergantung dari kemampuan pengelola dan fasilitas pembenihan yang dimiliki.
Larva ikan patin
berkembang setiap saat, mulai dari organ hingga sifat-sifatnya. Demikian juga
dengan sifat makannya. Setelah menetas, organ tubuh larva patin belum sempurna.
Pada saat itu larva patin tidak makan, tetapi akan menghabiskan kuning telur
sebagai makanan cadangannya. Itu berlangsung selama kurang lebih dua hari,
tergantung suhu. Karena itu larva tidak perlu diberi pakan tambahan.
Lama pemeliharaan
larva patin 15 hari, dimana larva ikan patin mencapai ukuran 3/4 inchi. Dari
umur 30 jam sampai umur 7 hari diberi pakan naupli artemia, selanjutnya sampai
umur 15 hari, larva patin diberi pakan cacing sutra (tubifex). Suhu optimum
untuk pemeiharaan larva patin siam yaitu antara 29-32oC.
Selama masa
pemeliharaan dilakukan penyimponan. Pergantian air dilakukan setelah larva
berumur 4 hari, selanjutnya setiap 2 hari sekali.
Cara menghitung
larva untuk kepadatan akuarium :
- Matikan aerasi dan heater
- Aduk dengan pelan air dalam akuarium yang berisi larva hingga larva tersebar merata ke setiap bagian akuarium
- Ambil satu liter air itu dengan gayung atau literan
- Hitung semua larva yang ada dalam gayung itu
- Hitung pula volume air dalam akuarium
- Untuk mengetahui jumlah larva tinggal mengalikan jumlah larva dalam seliter dengan volume air
- Sesuaikan jumlah larva pada masing-masing akuarium.
Setelah habis
kuning telur, baru larva mulai makan. Saat itu, larva harus doberi pakan
tambahan, kalau tidak sifat kanibalismenya akan muncul dan larva-larva itu bisa
memakan temannya sendiri. Tetapi ukuran pakan itu harus lebih kecil dari bukaan
mulutnya. Selain itu kandungan gizinya, terutama protein harus tinggi. Salah
satu jenis pakan yang bisa diberikan adalah naupli atau larva artemia (udang
laut).
Tetapi naupli artemia itu harus dikultur terlebih dahulu.
Cara mengkultur
artemia :
- siapkan wadah bervolume 20 liter dan siapkan pula instalasi aerasinya
- masukan 1.600 gram garam murni atau garam kasar dan aduk hingga merata
- masukan empat sendok makan telur artemia
- hidupkan aerasi
- setelah dua hari dipanen dengan cara mematikan aerasi, lalu menyipon bagian tengah air dalam wadah itu dan tampung kain hapa yang paling halus
- berikan larva artemia itu ke larva.
Catatan : kultur artemia harus dilakukan setiap hari dengan
jumlah disesuaikan dengan kebutuhan.
Pemberian pakan
dengan naupli artemia harus diatur, baik jumlah mapun watktunya. Waktu
pemberian pakan dilakukan 2 - 3 jam sekali, yaitu pagi dan sore hari. Pemberian
pagi hari dilakukan setelah penggantian air. Cara mengganti air seperti pada
penetasan telur, tetapi paling tinggi hanya 30 persen. Sedangkan pada pemberian
sore hari, airnya tidak perlu diganti dulu. Jumlah naupli artemia pada setiap
pemberian cukup 1/2 sendok teh artemia yang sudah disaring. Mulai hari 1 sendok
teh.
Pemberian naupli
artemia dilakukan selama 6 hari dan setelah itu, larva diberi cincangan cacing
tubifek yang masih hidup. Cacing tubifex bisa dibeli dari para penangkap dengan
harga antara Rp. 5.000 – Rp. 10.000 setiap liternya. Pemberian cacing tubifex
dilakukan secara adlibitum atau sesuai dengan kebutuhan, biasanya 2 – 3 kali
sehari. Keadaan itu bisa diketahui setiap hari. Bila diberikan dengan jumlah
tertentu habis, berarti jumlah itu kurang, bila tidak habis berarti kelebihan.
Pemliharaan larva
dilakukan selama 14 hari dan larva bisa dipanen. Pada saat itu biasanya larva
sudah mencapai ukuran antara ½ - ¾ inchi. Pemanenan larva dilakukan dengan cara
menangkapnya dengan menggunakan sekup net halus, tetapi sebelumnya air dalam
akuarium dikurangi hingga setengahnya. Larva yang tertangkap dimasukan ke dalam
ember besar untuk selanjutnya dihitung jumlahnya. Larva-larva tersebut bisa
dipelihara di kolam pendederan bisa dijual bila ada permintaan.
pemeliharaan larva ikan
patin menjadi benih termasuk mudah untuk dipelajari. Banyaknya pelatihan-pelatihan,
buku-buku dan dan para ahli membuat kita bisa cepat belajar. Namun, bukan
berarti tidak ada kelemahan pada cara budidaya larva ikan patin di akuarium ini, tetap
ada kendala dan kesulitan yang akan kita hadapi. Karena kondisi lingkungan yang
berbeda belum tentu keberhasilan yang kita dapat akan sama. Contohnya
ketersediaan air alami dan suhu dalam ruangan.
Oleh karena itu kita sesuaikan dengan kemampuan kita dan jika bisa kita mungkin
akan menemukan cara yang berbeda sehingga kelemahan dan kendala yang kita
hadapi dapat kita minimalisir. Banyak - banyaklah belajar dan bertanya pada
pakar budidaya ikan patin di akuarium yang sudah berpengalaman sebelumnya. Tidak ada salahnya kita mengikuti
seminar. Karena bisnis pembasaran larva ikan patin ini tidak akan ada habisnya, masih
banyak peternak yang kesulitan memenuhi permintaan pasar benih ikan ikan patin yang membludak .
Semoga bermanfaat
azolla pakan alternatif ikan patin
Posted by abataforkids.com
Posted on 01.45
with No comments
azolla solusi pakan alternatif murah untuk pembesaran ikan patin,(tentunya ikan patin yang ukuran sudah mulai memakan pakan alternatif).
mengenal tanaman azolla
Azolla (Azolla
pinata) adalah satu-satunya genus paku air yang mengapung dari suku Azollaceae.
Biasanya dia akan bersimbiosis dengan bakteri biru-hijau bernama Anabaena
Azollae, yang kemudian mengikat nitrogen langsung dari udara (http://www.batan.go.id,
2012).
Tanaman paku air
atau bahasa Latin Azolla microphylla mungkin belum terlalu akrab di telinga
masyarakat awam. Tetapi ternyata tanaman yang merupakan genus suku Azollaceae
ini memiliki cukup banyak manfaat, terutama di sektor peternakan dan pertanian
untuk pakan ikan dan unggas serta pupuk.
kandungan gizi
Azolla cukup menjanjikan. Kandungan protein misalnya, mencapai 31,25 persen,
lemak 7,5 persen, karbohidrat 6,5 persen, gula terlarut 3,5 56persen dan serat
kasar 13 persen. lebih tinggi jika dibandingkan dengan konsentrat dedak,
jagung, dan beras pecah.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, dalam
keadaan segar Azolla bisa diberikan untuk pakan ikan gurami,graskap, tawes,
nila dan karper lele ikan mas bawal serta patin. Itulah sebabnya mengapa Azolla
Sp. begitu potensial sebagai pupuk hijau dan memberikan hasil panen yang tinggi.
Karena itu, tanaman paku azzola ini juga juga ada pasarnya atau laku di jual.
prospek azzola atau budidaya paku air sangat
menjanjikan. Pasalnya, untuk merawat tanaman ini bisa dibilang tidak mengeluarkan
biaya apapun. Padahal,tanaman azzola ini bisa membantu mengurangi biaya pakan
hingga 50% dalam budidaya ikan nila lele gurami patin graskap ikan mas dan
patin serta ikan bawal.
Azolla
sudah berabad-abad digunakan di Cina dan Vietnam sebagai pupuk bagi padi
sawah. Menurut Efendi (2012), Kemampuan Azolla untuk menyuburkan
tanaman sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Orang-orang China dan Vietnam
sudah sejak abad 15 dan 17 sudah memanfaatkan Azolla untuk pupuk tanaman.
Bahkan di Vietnam dan India, Azolla ini memang sengaja dikembangbiakan dan
dibudidaya kan untuk kemudian diper jual beli kan karena bisa dipakai untuk
menjadi pupuk tanaman dan pakan ternak.
Meskipun demikian, seiring dengan perkembangan pupuk hijau,
penggunaan azolla ini kini lebih banyak dimanfaatkan untuk budidaya per ikan an.
Dengan adanya mindazbesi yang menggabungkan mina padi dengan azolla,
Azolla
yang kadang disebut dengan “ganggeng”, "mata lele", "mata
air" sangat mudah ditemukan disawah pada saat bulan pertama penanaman
padi (Efendi, 2012). Dijelaskan lebih lanjut bahwa kini Azolla
telah tersebar di penjuru bumi. Azolla tumbuh secara alami di Asia,
Amerika, dan Eropa. Menurut http://www.batan.go.id (2012) Azolla mempunyai beberapa spesies,
antara lain: Azolla caroliniana, Azolla filiculoides, Azolla mexicana,
Azolla microphylla, Azolla nilotica, Azolla pinnata var. pinnata, Azolla
pinnata var. imbricata, Azolla rubra.
Azolla dapat tumbuh dengan baik
pada temperatur rata-rata 15-30 OC. Temperatur optimum kira-kira 25 OC untuk
Azolla filiculoides, A rubra dan A japonica. Sedangkan emperature di bawah 10
OC pertumbuhan Azolla kurang baik Azolla dapat beradaptasi di atas emperature
–5 OC.
Sinar matahari sama halnya dengan
tumbuhan hijau lainnya, Azolla juga butuh sinar matahari sebagai fotosintesis
dan nitrogenase. Dimana Azolla yang tumbuh di daerah yang kekurangan sinar
matahari akan kurang baik pertumbuhannya. Sedangkan apabila mendapat sinar
matahari yang kuat juga kurang baik
Azolla akan menjadi warna merah dan warna merah kecoklatan atau mati.
Sedangkan pada musim panas dan dingin Azolla akan menjadi warna merah atau
merah kecoklatan. Untuk menghindari hal tersebut diatas kita harus menggunakan
naungan agar tumbuhan Azolla dapat tumbuh dengan subur sehingga Azolla akan
menjadi hijau. Azolla dapat tumbuh dengan baik pada keadaan air atau tanah
sedikit asam dengan pH 4. Sedangkan pada kebutuhan mineral Azolla dapat
menyerap nutrisi dari air pada saat Azolla mengapung di air. Sebab phospor yang
ditebar dari tanah terurai secara perlahan-lahan oleh air. Tapi populasi azolla
yang mengapung di atas air kurang baik menyerap atau mengambil phospor tersebut.
Penerapan pupuk phospor akan lebih baik dan efektif untuk meningkatkan
pertumbuhan apabila di semprotkan di
atas pertumbuhan Azolla. (Khan, 1988).
Cara lain adalah
dengan menanam Azolla secara khusus di kolam.
Tempat budidaya
Azolla cukup menggunakan wadah kotak plastik, box kayu, atau kolam terpal
buatan sendiri, yang penting tidak mudah lapuk (http://dkwek.com, 2012). Dijelaskan lebih lanjut bahwa jika punya
lahan, budidaya Azolla bisa menggunakan kolam tanah. Bagi yang menggunakan
kolam non-tanah, sebaiknya dibuatkan water level untuk kontrol air. Hal ini
sangat berguna ketika musim hujan karena air di dalam kolam akan penuh. Dengan
adanya kontrol air, air akan keluar secara otomatis jika melewati batas level
ketinggian. Caranya cukup buat saja lubang dua atau tiga buah di dinding kolam.
Media dapat
menggunakan bak plastik, kolam, terpal, dan tempat lain yang tidak ada
ikan berukuran besar, jika ada ikan
kecil (guppy,cere) tidak begitu bermasalah, justru bermanfaat agar tidak
menjadi perkembang biakan jentik nyamuk. Lakukan penyemprotan stok setiap tiga
bulan sekali menggunakan pupuk P ( 1 sendok makan SP-36 per 1 liter air).
Sebaiknya Sp-36 ditumbuk halus agar mudah larut dalam air. indukan ini
digunakan untuk bibit yang akan ditanam di lahan yang lebih besar. Bisa juga
dilakukan dengan kurasan air kolam ikan yang tercampur kotoran ikan.
PERSIAPAN TEMPAT
BUDIDAYA AZOLLA :
Perlakuan pertama
saat barang tiba(dari paketan,jika membelinya dari jarak yang jauh dari tempat
budidaya)) letakkan azolla microphylla ditempat teduh(dalam bak/wadah berair +
pupuk kandang) selama 2 hari atau lebih, sampai Azolla microphylla terlihat
segar, baru dipindah ke tempat yang terkena matahari atau kolam
Tempat terbaik
untuk budidaya adalah KOLAM TANAH, bila tidak memakai kolam tanah, tambahkan
tanah dalam tempat itu (karena azolla suka media yg berlumpur),campurkan tanah
dengan pupuk kandang(kotoran kambing, kotoran ayam, atau yang lainnya) kedalam
kolam, baik menggunakan kolam terpal ataupun kolam tanah.
langkah selanjutnya
, isi kolam dengan air minimal 5 cm (dari permukaan media pupuk) maksimal 20
cm, jangan terlalu tinggi air dalam kolam akan lebih baik jika akar azolla
dapat menjangkau media. dan yang tak kalah penting adalah SINAR MATAHARI,
semakin lama mendapat sinar matahari semakin baik
Sebagai habitat asli tanaman rawa atau sawah,
budidaya Azolla Microphylla tidak sulit. Kunci utama mengembangkan tanaman ini
adalah membuat media tanam menyerupai habitat aslinya.
tanaman ini bisa dikembangkan di kolam terpal
yang diberi lumpur ataupun kolam tanah.Untuk menghasilkan Azolla yang maksimal,
baiknya tanah yang akan dimasukkan dalam kolam dicampur dengan pupuk kandang
kering. Komposisi campurannya, 70% tanah dan 30% pupuk kandang.
Selanjutnya,
campuran tanah dan pupuk kandang dimasukkan ke dalam kolam secara merata dengan ketebalan sekitar
5 centimeter (cm). Setelah itu isi kolam dengan air secukupnya. Setelah kolam
siap baru dilakukan penebaran bibit.
Saat penggunaan
pupuk kandang pada media, PERHATIKAN BAU AIR. apabila air menjadi BAU, berarti
pupUk belum terfermentasi sempurna, JANGAN DIPAKAI !! azolla bisa MATI.
Untuk kolam
berukuran 2 x 3 meter, bisa diisi bibit sebanyak 1 kilogram. Biasanya bibit ini
bersifat basah, sehingga harus segera ditebar.
Supaya Azolla bisa tumbuh maksimal, perhatikan ketinggian air di dalam
kolam. Ketinggian air di dalam kolam cukup antara 10 cm - 15 cm dari lumpur.
Semakin dekat
jarak air dengan lumpur akan semakin baik karena akan mempercepat perkembangan
tanaman. Yang harus diperhatikan juga adalah posisi kolam. Sebaiknya jangan
tempatkan kolam di bawah sinar matahari langsung karena akan merusak warna
daun,warnanya bisa kecoklatan, sebaiknya diberi paranet .
Namun demikian,
kolam juga tidak bisa dibuat di ruang tertutup karena azolla membutuhkan
nitrogen dan berfotosintesis.tanaman ini dapat dipanen bila sudah memenuhi
seluruh kolam dengan membentuk tiga lapis tanaman.
Setiap hari
tanaman ini dapat tumbuh 30% dari jumlah bibit yang disebar. Sehingga dalam
waktu lima sampai tujuh hari Azolla sudah dapat dipanen. Untuk memanen tanaman ini baiknya dalam satu
kolam diambil secukupnya dan sesuai kebutuhan.Tujuannya, agar petani tidak
perlu membeli bibit baru dan tanaman dapat terus berkembang. Untuk
pemeliharaan, dapat menambahkan pupuk kandang kering atau pupuk kompos bila
pertumbuhan Azolla sudah kurang maksimal dan lambat.
POPULASI
TUMBUHAN AZZOLA
pada
umumnya biomassa Azolla maksimum tercapai setelah 14 –28 hari setelah
inokulasi. Dari hasil penelitian Batan diketahui bahwa dengan menginokulasikan
200 g Azolla segar per m2 maka setelah 3 minggu, Azolla tersebut akan menutupi
seluruh permukaan lahan tempat Azolla tersebut ditumbuhkan. Dalam keadaan ini
dapat dihasilkan 30 – 45 kg.
Ditemukan juga bahwa Azolla tumbuh kembang
lebih baik pada musim penghujan daripada musim kemarau.
Budidaya ini bersifat
subyektif, bisa jadibudidaya yang dihasilkan akan berbeda ditiap daerah.
Semoga bermanfaat.
##fery sumanto